Selasa, 30 November 2010

Bentuk Ancaman Jaringan

Bentuk penyerangan pada jaringan saat ini makin beragam, karena kemajuan di bidang teknologi semakin berkembang pesat dan cara-cara penyerangannya pun semakin berbahaya.
PENGERTIAN PENYERANGAN JARINGAN
Penyerangan jaringan adalah penyerangan yang sengaja dilakukan oleh seseorang atau kelompok tertentu terhadap suatu perusahaan/individu untuk kepentingan pribadi mereka.
MODEL SERANGAN JARINGAN
1. Interruption : Perangkat sistem menjadi rusak atau tidak tersedia. Serangan ditujukan kepada ketersediaan (availability) dari sistem. Contoh serangan adalah “denial of service attack”.
2. Interception : Pihak yang tidak berwenang berhasil mengakses asset atau informasi. Contoh dari serangan ini adalah penyadapan (wiretapping).
3. Modification: Pihak yang tidak berwenang tidak saja berhasil mengakses, akan tetapi dapat juga mengubah (tamper) aset. Contoh dari serangan ini antara lain adalah mengubah isi dari web site dengan pesan-pesan yang merugikan pemilik web site.
4. Fabrication: Pihak yang tidak berwenang menyisipkan objek palsu ke dalam sistem. Contoh dari serangan jenis ini adalah memasukkan pesan-pesan palsu seperti e-mail palsu ke dalam jaringan komputer.
JENIS DAN NAMA-NAMA PENYERANGAN
1. BOTNET
• Botnet terdiri dari dua kata, yaitu BOT (program yang otomatis) dan NET (networking). Jadi botnet merupakan program yang secara otomatis, bekerja dalam network tertentu yang bertujuan untuk mendapatkan sesuatu secara besar-besaran/brutal, karena semua komputer yang terhubung dalam jaringan akan di serang semuanya secara otomatis.
• Contoh : conficker.vmx. Botnet ini sulit sekali di hilangkan, karena mempunyai fitur autoupdate ke server yang ditunjuk, sehingga conficker ini sulit di lacak dan di hilangkan.
2. Memaksa masuk dan kamus password
• Menyerang database atau menyerang login prompt yang sedang aktif.
• Brute Force: upaya menemukan password dari account user dengan cara sistematis, mencoba dengan berbagai kombinasi angka, huruf dan simbol.
• Dictionary: upaya menemukan password dengan mencoba beebagai kemungkinan password yang dipakai user dengan kamus password yagn sudah di definisikan sebelumnya.
• Cara mengatasi: Aturan pembuatan password yang kuat, misalnya tidak boleh mengginakan tanggal lahir, nama, password dengan kombinasi huruf dan angka.
3. Denial of Service (DoS)
• Layanan jaringan menjadi macet/mampet.
• Bentuk: mengirim paket data yang besar terhadap suatu server dan memanfaatkan celah yang rentan dari sistem operasi.
• Akibat seranganya: sistem crash atau pemakaian CPU 100%.
• Jenis-jenis DoS: Distributed Denial of Service (DDoS), Distributed Reflective Denial of Service (DRDoS).
• Contoh akibat serangan: layanan pemesanan selalu gagal atau username tidak bisa login, daftar barang tidak bisa muncul atau sudah dicetak.
4. Identity Teft
• Identity Teft merupakan pencurian tentang identitas kita yang dilakukan melalui komputer offline, jaringan LAN, internet maupun melalui transaksi-transaksi dalam kehidupan sehari-hari.
5. Smurf Attack
• Membanjiri komputer client dengan sampah.
• Mengirimkan broadcast kepada segmen jaringan sehingga semua node dalam jaringan akan menerima paket broadcast.
• Ada yang menggolongkan sebagai DoS.
6. Ping of Death
• Menggunakan tool khusus dengan mengirimkan paket pingoversized yang banyak sekali kepada korbanya.
• Akibatnya: sistem crash, freeze atau reboot.
• Ada yang mengolongkan sebagai DoS.
7. Stream Attack
• Mengirim jumlah paket besar menuju port pada sistem korban menggunakan sumber nomor yan random.
• Ada yang menggolongkan sebagai DoS.
8. Spoofing
• Seni untuk menjelma menjadi sesuatu yang lain.
• IP address atau node source yang asli diganti IP address atau node source yang lain.
• Contoh: pemalsual web Paypal.
9. Serangan Pembajakan (Man in the Middle)
• Mengkomposisikan dua titik link komunikasi dengan jalan : menyusup antara dua party dan para penyerang memposisikan dirinya dalam garis komunikasi dimana dia bertindak sebagai proxy atau mekanisme store and forward.
• Akibat: para penyerang bisa menangkap logon crendensial atau data sensitive ataupun mampu mengubah isi pesan dari kedua titik informasi.
10. Spamming
• Spam merupakan email/pesan diskusi forum yang tak di undang berupa iklan dari vendor atau bisa berisi trojan horse.
• Biasanya datang bertubi-tubi tanpa diminta dan sering kali tidak dikehendaki oleh penerimanya.
• Spamming mirip dengan DoS.
• Cara kerja: pembuat spam akan membuat mailling list dari alamat-alamat email yang ditemukan dari situs-situs terkenal seperti facebook, multiply, friendster dll. Setelah itu file-file akan disebarkan melalui email-email tersebut.
11. Sniffer (snooping attack)
• Kegiatan user perusak yang ingin mendapatkan informasi atau traffic melalui jaringan.
• Merupakan program penangkap paket data yang bisa di duplikasi isi paket melalui media jaringan ke dalam file.
• Fokus untuk mendapatkan logon crendensial, kunci rahasia, password dan lainnya.
• Contoh: menyadap suatu pengiriman program saat memasukkan password dengan tujuan mendapatkan password pengguna atau menduplikasikan program yang dikirimi program.
12. Crackers
• User yang ingin merusak sistem.
• Akibat: kegiatan mencuri data/ide, disable system, kompromi keamanan, opini negative public, kehilangan pasar saham, mengurangi keuntungan, kehilangan produktivitas.
• Contoh: seorang pencopy software seperti microsoft.
• Keahlian minimal cracker: bisa membuat program C, C++, atau Perl, memiliki pengetahuan TCP/IP, menguasai sistem operasi UNIX atau VMS, suka mengkoleksi software dan hardware lama.
13. Hacker
• Seseorang atau beberapa orang yang ahli dan mengetahuo seluk beluk komputer , baik software, hardware, keamanan atau jaringanya. Sesungguhnya tudak semua hacker melakukan kejahatan, ada hacker yang berfungsi sebagai peneliti dan pengembang dengan cara menelusuri
• Lubang-lubang keamanan sebuah software.
14. Back Door
• Serangan dengan sengaja membuka suatu pintu belakang bagi pengunjung tertentu, tanpa disadari oleh orang yang menginstall software.
• Contoh: E-bay untuk mengizinkan pengembang tersebut memperoleh informasi mengenai transaksi yang terjadi di antara pembeli dan penjual, termasuk kartu kredit.
15. Social Enginnering
• Bentuk serangan yang memanfaatkan sisi kelemahan manusia, misalnya dengan merekayasa perasaan user sehingga user bersedia mengirim infirmasi kepada hacker untuk selanjutnya digunakan untuk merusak sistem.
• Misalnya: email yang diminta target untuk membuak attachment yang disisipi worm/trojan horse untuk merusak jaringan.
16. DNS Poisoning
• Usaha merubah atau merusak isi DNS sehingga semua akses yang memakai DNS akan di salurkan ke alamat yang salah atau alamat yang dituju tidak bisa di akses.
• User melakukan login pada rekening internetnya. Karena sudah dialihkan, maka ia mengakses ke suatu situs palsu yang serupa dan telah dipersiapkan oleh hacker.
17. Phising Mail
• Email yang seolah-olah dikirim dari bank di tempat kita menyimpan uang, dari situs tempat kita membeli barang secara online. Bila kita login ke dalam situs palsu tersebut maka situs itu akan mencuru username dan password yang akan merugikan kita.
• Berasal dari bahasa Inggris yang berarti pengelabuan. Phishing berupa webpage yang alamatnya mirip dengan web aslinya. Misalnya www.klikbca.com diubah menjadi www.clickbca.com atau www.klikkbca.com. Jika dilihat dari ketiganya memiliki pelafalan yang sama, tetapi tujuanya berbeda. Klick BCA bertujuan untuk mengakses suatu alamat bank swasta di Indonesia, tetapi click BCA bertujuan ke suatu komputer dimana pemiliknya mengetahui username dan password anda jika anda memasuki web tersebut.
18. Adware
• Kependekan dari Adversiting Software, yaitu sebuah program untuk mengiklankan sesuatu yang dapat secara otomatis tampil dalam web browser atau pop up.
• Adware bisda terdownload tanpa sengaja bila kita tidak teliti saat mengklik iklan yang tampil dalam sebuah pop-up
• Ada yang menyamakan dengan spyware.
19. Virus dan Worm
• Program komputer aktif yang tersembunyi dan membahayakan, karena besifat merusak sistem komputer. Virus dapat menginfeksi program komputer lain atau file data serta dapat terdistribusi ke komputer lain.
20. Spyware
• Merupakan program komputer yang biasanya tanpa sengaja terinstall untuk melakukan perusakan, penyalinan atau pengintipan aktifitas sebuah komputer, sehingga segala aktifitas saat menggunakan komputer dapat dipantau, dicopy dari tempat lain. Spyware biasanya terinstall karena katidak telitian pengguna komputer saat mengklik suatu pop-up atau browsing internet.
21. Remote Attack
• Segala bentuk serangan terhadap suatu sistem dimana penyerangan tidak memiliki kendali terhadap mesin tersebut karena melakukan dari jarak jauh di luar sistem jaringan atau media transmisi.
22. Hole
• Kondisi dari software atau hardware yang bisa di akses oleh pemakai yang memiliki otoritas atau meningkatnya tingkat pengaksesan tanpa melalui proses otorisasi.
23. Phreaking
• Perilaku menjadikan pengamanan telepon melemah.
24. Wireless Attack
• Biasanya berbentuk pencurian bandwidth.
25. HTTPD Attack
• Memanfaatkan kerawanan webserver, misalnya: buffer, overflows, httpd bypasses. Cross scripting, web code vulnerabilities, URL floods.
• Contoh: melalui cross XSS seorang attacker bisa mengeksploitasi pertukaran cookies antara browser dan webserver. Fasilitas ini dapat mengaktifkan script untuk merubah tampilan web dll. Script ini bisa menjalankan malware, membaca informasi penting dan mengexpose data sensitif seperti nomor credit card dan password.
26. Pencurian Cookie
• Cookie adalah kumpulan data yang dikirimkan oleh server atau admin sebuah website kepada web browser yang digunakan. Kemudian web browser akan mengembalikan lagi data tersebut untuk mengakses website tanpa ada perubahan sedikitpun.
• Kenapa berbahaya? Untuk mengakses sebuah situs dibutuhkan transfer cookie dari user ke server dan sebaliknya, sebagai proses authentifikasi dan enkripsi data sekaligus konfirmasi identitas user. Sehingga jika cookie dicuri, maka pencuri dapat menggunakan cookie tersebut untuk mengakses situs ilegal maupun memalsukan identitasny
ya.

Fire Wall

Firewall adalah sebuah sistem atau grup sistem yang menjalankan kontrol akses keamanan diantara jaringan internal yang aman dan jaringan yang untrusted seperti internet.Firewall didesain untuk mengijinkan trusted data atau data yang dipercaya lewat, menolak layanan yang mudah diserang, mencegah jaringan internal dari serangan luar yang bisa menembus firewall setiap waktu.

Umumnya juga digunakan untuk mengontrol akses terhadap siapa saja yang memiliki akses terhadap jaringan pribadi dari pihak luar. Saat ini, istilah firewall menjadi istilah lazim yang merujuk pada sistem yang mengatur komunikasi antar dua jaringan yang berbeda. Mengingat saat ini banyak perusahaan yang memiliki akses ke Internet dan juga tentu saja jaringan berbadan hukum di dalamnya, maka perlindungan terhadap modal digital perusahaan tersebut dari serangan para hacker (peretas, pemata-mata, ataupun pencuri data lainnya) menjadi wajib.

Komponen Sistem Firewall
Firewall dapat berupa PC, router, midrange, mainframe, UNIX workstation, atau gabungan dari yang tersebut diatas.Firewall dapat terdiri dari satu atau lebih komponen fungsional sebagai berikut :
- Packet-filtering router
- Application level gateway (proxy)
- Circuit level gateway
Contoh Tipe Firewall
Firewall terdiri dari satu atau lebih elemen software yang berjalan pada satu atau lebih host.
Tipe-tipe firewall adalah sebagai berikut:
- Packet-filtering Firewall
- Dual-homed Gateway Firewall
- Screened Host Firewall
- Screened Subnet Firewall
Packet-filtering Firewall
•Terdiri dari sebuah router yang diletakkan diantara jaringan eksternal dan jaringan internal yang aman.
•Rule Packet Filtering didefinisikan untuk mengijinkan atau menolak traffic.

Dual-homed Gateway Firewall
•Dual-home host sedikitnya mempunyai dua interface jaringan dan dua IP address.
•IP forwarding dinonaktifkan pada firewall, akibatnya trafik IP pada kedua interface tersebut kacau di firewall karena tidak ada jalan lain bagi IP melewati firewall kecuali melalui proxy atau SOCKS.
•Serangan yang datang dari layanan yang tidak dikenal akan diblok.

Screened Host Firewall
•Terdiri dari sebuah packet-filtering router dan application level gateway
•Host berupa application level gateway yang dikenal sebagai “bastion host”
•Terdiri dari dua router packet filtering dan sebuah bastion host

Screened Subnet Firewall
•Menyediakan tingk at keamanan yang tinggi daripada tipe firewall yang lain
•Membuat DMZ(Demilitarized Zone) diantara jaringan internal dan eksternal,sehingga router luar hanya mengijinkan akses dari luar bastion host ke information server dan router dalam hanya mengijinkan akses dari jaringan internal ke bastion host
•Router dikonfigurasi untuk meneruskan semua untrusted traffic ke bastion host dan pada kasus yang sama juga ke information server.

Dasar Keamanan Jaringan

Keamanan jaringan komputer merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari keamanan sistem informasi secara keseluruhan. Dengan semakin berkembangnya teknologi informasi, memungkinkan jasa layanan informasi pun semakin luas dan begitu mudah didapatkan setiap tempat. Namun, dengan adanya kemudahan ini ternyata berimplikasi pada usaha seseorang untuk melakukan gangguan atau kecurangan dalam menggunakan teknologi tersebut. Apalagi, saat ini teknologi yang berkembang begitu pesat adalah internet yang melalui media jaringan komputer, baik wireline ataupun wireless.
Berbicara mengenai intenet, maka kita pun membicarakan ekspolrasi informasi secara bebas yang bisa kita dapatkan melalui media ini. Padahal di dalamnya terdapat sekumpulan jaringan yang menghubungkan satu titik ke titik lainnya. Kumpulan jaringan inilah yang menyediakan layanan mail server, website, dan penyimpanan informasi serta sistem pencarian lain yang dihubungkan ke internet dan dapat diakses oleh setiap orang yang terhubung ke internet.
Namun, seiring dengan kemudahan mendapatkan informasi melalui kemampuan internet, maka kita pun harus mencari perlindungan keamanan jaringan, dan mencari tahu perlindungan seperti apa yang digunakan untuk melindungi sekian banyak informasi. Karena dalam jaringan internet, tugas keamanan dan pemeliharaan jaringan diserahkan kepada penyedia layanan internet (ISP, Internet Service Provider) yang tugasnya adalah mencegah para hacker mengacau informasi yang telah disimpan dengan terarur dan tersusun rapi.
Salah satu cara untuk melindungi sebuah website, mail server, FTP server, atau sumber informasi lainnya yang terhubung ke web, adalah dengan Firewall. Firewall adalah sebuah peranti keamanan dasar yang berada di ujung koneksi internet dan berfungsi sebagai internet border security officer. Secara konstan, peranti ini mengawasi seluruh aliran yang keluar dan masuk ke koneksi internet.
Oleh karena itu, bagi siapa saja, baik itu perorangan maupun perusahaan, jika ingin koneksi ke internet, maka kita butuh sebuah firewall. Karena bisa saja komputer yang terhubung koneksi internet mendapat serangan terhadap data yang penting atau pribadi oleh siapa pun dan di mana pun di dunia ini, walaupun internet menawarkan beragam informasi dari seluruh dunia.
Sinergitas Keamanan dan Kenyamanan Jaringan
Kini sudah bukan rahasia lagi, jika virus, worm, serangan denial-of-service (DoS), hacking, dan lainya akan selalu mengancam kerentanan sistem keamanan terhadap komputer anda. Sehingga langkah yang paling mudah untuk mengantisipasi serangan tersebut adalah dengan menginstal firewall, antivirus, atau sistem keamanan lainnya. Karena secara default, sistem keamanan yang kita instal akan mencegah aliran jaringan melewati internet dan jaringan internal agar tidak keluar masuk seenaknya saja. Nah, firewall atau antivirus atau yang lainnya lah yang akan mengizinkan atau menolak aliran data berdasarkan aturan-aturan yang ditetapkan oleh penggunanya. Dengan kata lain, data-data penting yang ada dalam jaringan komputer kita terlindungi dari serangan-serangan yang tidak bertanggung jawab.
Walaupun jika kita menginstal firewall, atau sistem keamanan lainnya dalam komputer kita, bukan berarti tidak ada permasalahan lainnya selepas itu. Karena, jika keamanan jaringan semakin ketat atau bahkan super ketat mengawasi aliran data yang keluar masuk komputer kita, maka akan mengimplikasikan hal yang berbeda, yaitu kenyamanan penggunan dalam menggunakan fasilitas komputer termasuk jasa layanan internet akan semakin terganggu. Oleh karena itu, diperlukan keseimbangan dalam melakukan instalasi dan pengaturan penjagaan (security alert) aliran data ini. Agar antara keamanan dan kenyamanan dapat berjalan secara sinergi.
Namun sebaliknya, jika kita tidak memiliki sistem keamanan yang memadai, atau rentan dengan tidak memiliki firewall, berarti dalam setiap koneksi internet ke dalam jaringan anda akan diizinkan dan tidak ada penyortiran inspeksi paket untuk menentukan apakah ada serangan tersembunyi di dalam paket yang masuk. Sehingga, jika tidak memiliki sistem keamanan yang baik, maka siap-siap saja menerima kerugian yang tak terperkirakan sebelumnya.

Jenis-Jenis Ancaman Jaringan

Berikut ini akan dijelaskan beberapa tipe-tipe serangan yang dapat dilancarkan oleh pihak-pihak tertentu terhadap sebuah jaringan komputer:

• DOS/DDOS
Denial of Services dan Distributed Denial of Services adalah sebuah metode serangan yang bertujuan untuk menghabiskan sumber daya sebuah peralatan jaringan komputer sehingga layanan jaringan komputer menjadi terganggu. Salah satu bentuk serangan ini adalah 'SYN Flood Attack', yang mengandalkan kelemahan dalam sistem 'three-way-handshake'. 'Three-way-handshake' adalah proses awal dalam melakukan koneksi dengan protokol TCP. Proses ini dimulai dengan pihak klien mengirimkan paket dengan tanda SYN. Lalu kemudian pihak server akan menjawab dengan mengirimkan paket dengan tanda SYN dan ACK. Terakhir, pihak klien akan mengirimkan paket ACK.

Setelah itu, koneksi akan dinyatakan terbuka, sampai salah satu pihak mengirimkan paket FIN atau paket RST atau terjadi connection time-out. Dalam proses 'three-way-handshake', selain terjadi inisiasi koneksi, juga terjadi pertukaran data-data parameter yang dibutuhkan agar koneksi yang sedang dibuat dalam berjalan dengan baik. Dalam serangan ini, sebuah host akan menerima paket inisiasi koneksi (Paket dengan flag SYN) dalam jumlah yang sangat banyak secara terus menerus. Akibatnya host yang sedang diserang akan melakukan alokasi memori yang akan digunakan untuk menerima koneksi tersebut dan karena paket inisiasi terus-menerus diterima maka ruang memori yang dapat digunakan untuk menerima koneksi akan habis. Karena semua ruang memori yang dapat digunakan untuk menerima koneksi sudah habis, maka ketika ada permintaan baru untuk melakukan inisiasi koneksi, host ini tidak dapat melakukan alokasi memori sehingga permintaan baru ini tidak dapat dilayani oleh host ini. Untuk menghindari pelacakan, biasanya paket serangan yang dikirimkan memiliki alamat IP sumber yang dipalsukan. Untuk menghadapi serangan seperti ini, sistem operasi – sistem operasi modern telah mengimplementasikan metode-metode penanganan, antara lain :

• Micro-blocks. Ketika ada sebuah host menerima paket inisiasi, maka host akan mengalokasikan ruang memori yang sangat kecil, sehingga host tersebut bisa menerima koneksi lebih banyak. Diharapkan ruang memori dapat menampung semua koneksi yang dikirimkan, sampai terjadi connection-time-out, dimana koneksi-koneksi yang stale, yaitu koneksi yang tidak menyelesaikan proses 'three-way-handshake' atau sudah lama tidak ada transaksi data, akan dihapuskan dari memori dan memberikan ruang bagi koneksi-koneksi baru. Metode ini tidak terlalu efektif karena bergantung pada kecepatan serangan dilakukan, apabila ternyata kecepatan paket serangan datang lebih cepat daripada lamanya waktu yang perlu ditunggu agar terjadi connection-time-out pada paket-paket yang stale, make ruang memori yang dapat dialokasikan akan tetap habis.

• SYN Cookies. Ketika menerima paket inisiasi, host penerima akan mengirimkan paket tantangan yang harus dijawab pengirim, sebelum host penerima mengalokasikan memori yang dibutuhkan. Tantangan yang diberikan adalah berupa paket SYN-ACK dengan nomor urut khusus yang merupakan hasil dari fungsi hash dengan input alamat IP pengirim, nomor port, dll. Jawaban dari pengirim akan mengandung nomor urut tersebut. Tetapi untuk melakukan perhitungan hash membutuhkan sumber-daya komputasi yang cukup besar, sehingga banyak server-server yang aplikasinya membutuhkan kemampuan komputasi tinggi tidak mempergunakan metode ini. Metode ini merubah waktu peng-alokasian memori, yang tadinya pada awal dari proses 'threeway-handshake', menjadi diakhir dari proses tersebut. (notes: pada standard TCP/IP yang baru, ditentukan bahwa diperlukan cara yang lebih baik untuk menentukan urut paket, sehingga sulit untuk ditebak. Jadi kemungkinan secara default, metode ini akan digunakan pada seluruh peralatan jaringan komputer atau sistem operasi yang ada).

• RST Cookies. Mirip dengan SYN Cookies, hanya tantangan yang dikirimkan host penerima ke pengirim adalah sebuah paket yang salah. Apabila pengirim adalah pengirim yang valid, maka pengirim akan mengirimkan paket RST lalu mengulang kembali koneksi. Ketika penerima menerima paket RST, host tersebut tahu bahwa pengirim adalah valid dan akan menerima koneksi dari pengirim dengan normal. Karena ada masalah dengan implementasi lapisan TCP/IP, metode ini kemungkinan tidak kompatibel dengan beberapa sistem operasi. Metode ini merubah waktu pengalokasian memori, yang tadinya pada awal dari proses 'three-way-handshake', menjadi diakhir dari proses tersebut.

• Packet Sniffing
Packet Sniffing adalah sebuah metode serangan dengan cara mendengarkan seluruh paket yang lewat pada sebuah media komunikasi, baik itu media kabel maupun radio. Setelah paket-paket yang lewat itu didapatkan, paket-paket tersebut kemudian disusun ulang sehingga data yang dikirimkan oleh sebuah pihak dapat dicuri oleh pihak yang tidak berwenang. Hal ini dapat dilakukan karena pada dasarnya semua koneksi ethernet adalah koneksi yang bersifat broadcast, di mana semua host dalam sebuah kelompok jaringan akan menerima paket yang dikirimkan oleh sebuah host. Pada keadaan normal, hanya host yang menjadi tujuan paket yang akan memproses paket tersebut sedangkan host yang lainnya akan mengacuhkan paketpaket tersebut. Namun pada keadaan tertentu, sebuah host bisa merubah konfigurasi sehingga host tersebut akan memproses semua paket yang dikirimkan oleh host lainnya. Cukup sulit untuk melindungi diri dari gangguan ini karena sifat dari packet sniffing yang merupakan metode pasif (pihak penyerang tidak perlu melakukan apapun, hanya perlu mendengar saja). Namun ada beberapa hal yang bisa dilakukan untuk mengatasi hal ini, yaitu:


Secara rutin melakukan pemeriksaan apakah ada host di jaringan kita yang sedang dalam mode promiscuous, yaitu sebuah mode dimana host tersebut akan memproses semua paket yang diterima dari media fisik. Akan tetapi hal ini hanya akan melindungi diri kita terhadap packet sniffer yang berada pada satu kelompok jaringan dengan kita. Penyerang yang melakukan sniffing dari luar jaringan komputer kita tidak akan terdeteksi dengan menggunakan metode ini.

• Mempergunakan SSL atau TLS dalam melakukan pengiriman data. Ini tidak akan mencegah packet sniffer untuk mencuri paket yang dikirimkan, akan tetapi paket-paket yang dicuri tidak bisa dipergunakan karena dikirimkan dengan menggunakan format yang terenkripsi.

• Melakukan koneksi VPN, sehingga tetap bisa mempergunakan aplikasi yang tidak mendukung SSL atau TLS dengan aman.

Packet Sniffing sebagai tools pengelola jaringan.
Sebenarnya selain sebagai menjadi alat untuk melakukan kejahatan, packet sniffer juga bisa digunakan sebagai alat pertahanan. Dengan melakukan analisa paket-paket yang melalui sebuah media jaringan komputer, pengelola dapat mengetahui apabila ada sebuah host yang mengirimkan paket-paket yang tidak normal, misalnya karena terinfeksi virus. Sebuah IDS juga pada dasarnya adalah sebuah packet sniffer yang bertugas untuk mencari host yang mengirimkan paket-paket yang berbahaya bagi keamanan. Selain itu packet sniffer juga bisa menjadi alat untuk melakukan analisa permasalahan yang sedang dihadapi sebuah jaringan komputer. Misalkan ketika sebuah host tidak dapat berhubungan dengan host lainnya yang berada pada kelompok jaringan yang berbeda, maka dengan packet sniffer, pengelola jaringan komputer dapat melakukan penelusuran dimana permasalahan koneksi itu terletak.
• IP Spoofing
IP Spoofing adalah sebuah model serangan yang bertujuan untuk menipu seseorang. Serangan ini dilakukan dengan cara mengubah alamat asal sebuah paket, sehingga dapat melewati perlindungan firewall dan menipu host penerima data. Hal ini dapat dilakukan karena pada dasarnya alamat IP asal sebuah paket dituliskan oleh sistem operasi host yang mengirimkan paket tersebut. Dengan melakukan raw-socket-programming, seseorang dapat menuliskan isi paket yang akan dikirimkan setiap bit-nya sehingga untuk melakukan pemalsuan data dapat dilakukan dengan mudah.

Salah satu bentuk serangan yang memanfaatkan metode IP Spoofing adalah 'man-in-the-middleattack'. Pada serangan ini, penyerang akan berperan sebagai orang ditengah antara dua pihak yang sedang berkomunikasi. Misalkan ada dua pihak yaitu pihak A dan pihak B lalu ada penyerang yaitu C. Setiap kali A mengirimkan data ke B, data tersebut akan dicegat oleh C, lalu C akan mengirimkan data buatannya sendiri ke B, dengan menyamar sebagi A. Paket balasan dari B ke A juga dicegat oleh C yang kemudian kembali mengirimkan data 'balasan' buatannya sendiri ke A. Dengan cara ini, C akan mendapatkan seluruh data yang dikirimkan antara A dan B, tanpa diketahui oleh A maupun C. Untuk mengatasi serangan yang berdasarkan IP Spoofing, sebuah sistem operasi harus dapat memberikan nomor-urut yang acak ketika menjawab inisiasi koneksi dari sebuah host. Dengan nomor urut paket yang acak, akan sangat sulit bagi seorang penyerang untuk dapat melakukan pembajakan transmisi data.

Selain itu, untuk mengatasi model serangan 'man-in-the-middle-attack', perlu ada sebuah metode untuk melakukan otentikasi host yang kita hubungi. Otentikasi dapat berupa digitalcertificate yang eksklusif dimiliki oleh host tersebut. Konfigurasi firewall yang tepat juga dapat meningkatkan kemampuan jaringan komputer dalam menghadapi IP Spoofing. Firewall harus dibuat agar dapat menolak paket-paket dengan alamat IP sumber jaringan internal yang masuk dari interface yang terhubung dengan jaringan eksternal.
• DNS Forgery
Salah satu cara yang dapat dilakukan oleh seseorang untuk mencuri data-data penting orang lain adalah dengan cara melakukan penipuan. Salah satu bentuk penipuan yang bisa dilakukan adalah penipuan data-data DNS. DNS adalah sebuah sistem yang akan menterjemahkan nama sebuah situs atau host menjadi alamat IP situs atau host tersebut. Cara kerja DNS cukup sederhana, yaitu sebuah host mengirimkan paket (biasanya dengan tipe UDP) yang pada header paket tersebut berisikan alamat host penanya, alamat DNS resolver, pertanyaan yang diinginkan serta sebuah nomor identitas. DNS resolver akan mengirimkan paket jawaban yang sesuai ke penanya. Pada paket jawaban tersebut terdapat nomor identitas, yang dapat dicocokkan oleh
penanya dengan nomor identitas yang dikirimnya. Oleh karena cara kerja yang sederhana dan tidak adanya metode otentikasi dalam sistem komunikasi dengan paket UDP, maka sangat memungkinkan seseorang untuk berpura-pura menjadi DNS resolver dan mengirimkan paket jawaban palsu dengan nomor identitas yang sesuai ke penanya sebelum paket jawaban dari DNS resolver resmi diterima oleh penanya. Dengan cara ini, seorang penyerang dapat dengan mudah mengarahkan seorang pengguna untuk melakukan akses ke sebuah layanan palsu tanpa diketahui pengguna tersebut. Sebagai contoh, seorang penyerang dapat mengarahkan seorang pengguna Internet Banking untuk melakukan akses ke situs Internet Banking palsu yang dibuatnya untuk mendapatkan data-data pribadi dan kartu kredit pengguna tersebut.

Untuk dapat melakukan gangguan dengan memalsukan data DNS, seseorang membutuhkan informasi-informasi di bawah ini :

• Nomor identitas pertanyaan (16 bit)
• Port tujuan pertanyaan
• Alamat IP DNS resolver
• Informasi yang ditanyakan
• Waktu pertanyaan.

Pada beberapa implementasi sistem operasi, informasi diatas yang dibutuhkan seseorang untuk melakukan penipuan data DNS bisa didapatkan. Kunci dari serangan tipe ini adalah, jawaban yang diberikan DNS resolver palsu harus diterima oleh penanya sebelum jawaban yang sebenarnya diterima, kecuali penyerang dapat memastikan bahwa penanya tidak akan menerima jawaban yang sebenarnya dari DNS resolver yang resmi.


DNS Cache Poisoning
Bentuk lain serangan dengan menggunakan DNS adalah DNS Cache Poisoning. Serangan ini memanfaatkan cache dari setiap server DNS yang merupakan tempat penyimpanan sementara data-data domain yang bukan tanggung jawab server DNS tersebut. Sebagai contoh, sebuah organisasi 'X' memiliki server DNS (ns.x.org) yang menyimpan data mengenai domain 'x.org'. Setiap komputer pada organisasi 'X' akan bertanya pada server 'ns.x.org' setiap kali akan melakukan akses Internet. Setiap kali server ns.x.org menerima pertanyaan diluar domain 'x.org', server tersebut akan bertanya pada pihak otoritas domain. Setelah mendapatkan jawaban yang dibutuhkan, jawaban tersebut akan disimpan dalam cache, sehingga jika ada pertanyaan yang sama, server 'ns.x.org' dapat langsung memberikan jawaban yang benar. Dengan tahapantahapan tertentu, seorang penyerang dapat mengirimkan data-data palsu mengenai sebuah domain yang kemudian akan disimpan di cache sebuah server DNS, sehingga apabila server tersebut menerima pertanyaan mengenai domain tersebut, server akan memberikan jawaban yang salah. Patut dicatat, bahwa dalam serangan ini, data asli server DNS tidak mengalami perubahan sedikitpun. Perubahan data hanya terjadi pada cache server DNS tersebut.

Cara yang paling efektif dalam menghadapi serangan yang merubah DNS server adalah dengan melakukan otentikasi host yang akan kita hubungi. Model otentikasi yang banyak digunakan saat ini adalah dengan mempergunakan digital certificate. Dengan digital certificate, seseorang dapat dengan yakin bahwa host yang dia akses adalah host yang sebenarnya.

Aspek Dari Keamanan Jaringan

Garfinkel mengemukakan bahwa keamanan computer (computer security) melingkupi beberapa
aspek, yaitu :
1. Privacy / Confidentiality
Inti utama aspek privacy atau confidentiality adalah usaha untuk menjaga informasi dari orang
yang tidak berhak mengakses. Privacy lebih ke arah data-data yang sifatnya privat sedangkan
confidentiality biasanya berhubungan dengan data yang diberikan ke pihak lain untuk keperluan
tertentu (misalnya sebagai bagian dari pendaftaran sebuah servis) dan hanya diperbolehkan untuk
keperluan tertentu tersebut.
2. Integrity
Aspek ini menekankan bahwa informasi tidak boleh diubah tanpa seijin pemilik informasi.
Adanya virus, Trojan horse, atau pemakai lain yang mengubah informasi tanpa ijin merupakan
contoh masalah yang harus dihadapi. Sebuah email dapat saja “ditangkap” (intercept) di tengah
jalan, diubah isinya (altered, tampered, modified), kemudian diterukan ke alamat yang dituju.
Dengan kata lain, integritas dari informasi sudah tidak terjaga. Penggunaan enkripsi dan digital
signature, misalnya dapat mengatasi masalah ini.
3. Authentication
Aspek ini berhubungan dengan metoda untuk menyatakan bahwa informasi betul-betul asli, orang yang mengakses atau memberikan informasi adalah betul-betul orang yang dimaksud, atau server yang kita hubungi adalah betul-betul server yang asli.
Untuk membuktikan keaslian dokumen dapat dilakukan dengan teknologi watermarking dan
digital signature. Sedangkan untuk menguji keaslian orang atau server yang dimaksud bisa
dilakukan dengan menggunakan password, biometric (ciri-ciri khas orang), dan sejenisnya. Ada
tiga hal yang dapat ditanyakan kepada orang untuk menguji siapa dia :
* What you have (misalnya kartu identitas ~KTP,SIM,dll~)
* What you know (misalnya PIN atau password)
* What you are (misalnya sidik jari, biometric)
4. Availability
Aspek availability atau ketersedia hubungan dengan ketersediaan informasi ketika
dibutuhkan. Sistem informasi yang diserang dapat menghambat atau meniadakan akses ke
informasi. Contoh hambatan adalah serangan yang sering disebut dengan “Denial of Service
attack” (DoS attack), dimana server dikirimi permintaan (biasanya palsu) yang bertubi-tubi atau
permintaan diluar perkiraan sehingga tidak dapat melayani permintaan lain atau bahkan sampai
down, hang, crash. Contoh lain adanya mailbomb, dimana seorang pemakai dikirimi email
bertubi-tubi dengan ukuran yang besar sehingga sang pemakai tidak dapat membuka emailnya
atau kesulitan mengakses emailnya.
5. Akses Kontrol
Aspek kontrol merupakan fitur-fitur keamanan yang mengontrol bagaimana user dan sistem berkomunikasi dan berinteraksi dengan system dan sumberdaya yang lainnya. Akses kontrol melindungi sistem dan sumberdaya dari akses yang tidak berhak dan umumnya menentukan tingkat otorisasi setelah prosedur otentikasi berhasil dilengkapi.
Kontrol akses adalah sebuah term luas yang mencakup beberapa tipe mekanisme berbeda yang menjalankan fitur kontrol akses pada sistem komputer, jaringan, dan informasi. Kontrol akses sangatlah penting karena menjadi satu dari garis pertahanan pertama yang digunakan untuk menghadang akses yang tidak berhak ke dalam sistem dan sumberdaya jaringan.
6. Non-Repudiation
Aspek ini menjaga agar seseorang tidak dapat menyangkal telah melakukan sebuah transaksi.
Penggunaan digital signature, certificates, dan teknologi kriptografi secara umum dapat menjaga
aspek ini. Akan tetapi hal ini masih harus didukung oleh hukum sehingga status dari digital
signature itu jelas legal.

Analisis Keamanan jarngan

Analisa keamanan jaringan perlu dilakukan untuk mengetahui bagaimana status keamanan jaringan. Analisa awal terhadap status keamanan jaringan adalah sebagai berikut :
1. Vulnerability
Vulnerability adalah suatu aktivitas menganalisis jaringan untuk mengetahui bagaian dari sistem yang cenderung/sering untuk diserang (kelemahan pada sistem jaringan). Hal ini sangat membantu peningkatan keamanan jaringan dengan mengetahui dan mencatat sistem yang cenderung di serang.
2. Threat
Threat adalah suatu aktivitas menganalisa jaringan dengan tujuan untuk mengetahui dan mempelajari kemungkinan acaman atau serangan yang datang dari luar maupun dari dalam yang dapat merusak pertahanan keamanan jaringan, seperti :
• Destruction, yaitu usaha untuk merusak sistem pada jaringan, seperti trojan horse, logic born, trap door, virus
• Denial, Upaya untuk melumpuhkan kerja suatu service dalam jaringan
• Theft, Upaya mencuri informasi-informasi penting dalam jaringan
• Modification, Upaya untuk merubah data penting dalam jaringan
• Fraud, Upaya penipuan terhadap suatu sistem informasi seperti carding, pemalsuan data dan lain-lain
3. Impact,
Impact adalah tindakan menganalisis pengaruh-pengaruh apa saja yang diakibatkan oleh serangan yang terjadi dalam jaringan, seperti destruction, denial, dll.
4. Frequency
Yaitu menganalisis dan mencatat tingkat keseringan (terjadinya) suatu serangan dalam jaringan dalam kurun waktu tertentu. Contohnya mencatat frekuensi host dalam jaringan terkena virus/serangan lain.
5. Recommended countermeasures
Setelah menganalisa dan mencatat beberapa obyek, di atas, masalah-masalah yang terjadi dalam jaringan dapat dengan mudah diselesaikan dan langkah-langkah pencegahannya. Kemudian hasilnya akan menjadi suatu pengangan yang berguna untuk peningkatan keamanan jaringan selanjutnya.